Rabu, 08 Mei 2013

Motivator Sesungguhnya adalah Dirimu Sendiri

Hayo siapa yang tak kenal dengan motivator? pasti tau semua ya? Siapa yang tak mem-follow motivator? pasti jarang ya? hmmm.. terus kira-kira ada ngga ya yang tak butuh sosok motivator? hampir setiap orang membutuhkannya. Terakhir, apa sih dampak dari motivator itu sendiri? jangan sampai jawab "kasih tau ngga yaa?" muehehehe ^_^.

Para motivator handal banyak bertebaran di era modernisasi saat ini, dengan kombinasi kata-kata motivasi yang aduhai indahnya mampu mengikis kegalauan-kegalauan yang ada berganti dengan semangat membara... *semangatnya berasa mau perang aja ya hehe* ^_^.

Dengan aktif mengikuti seminar-seminar dan workshop yang diadakan oleh sang motivator, banyak orang yang feel better setelah mengikuti acara tersebut. Tak sedikit pula yang segera take action  guna meningkatkan kualitas hidup mereka daripada sebelumnya. Memang, bak pertunjukan sulap para motivator sangat lihai dalam mengisi materi hingga membuat para audience fokus mengikuti apa yang disampaikan bahkan mampu memberi perubahan yang signifikan terhadap para peserta (terutama bagi mereka yang suka galau ga selesai-selesai *peace ^_^).

semangaaatttt :)

Keberadaan para motivator memang sangatlah penting dan cukup berperan dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Di media apapun baik cetak maupun online ungkapan-ungkapan motivasi mampu menarik minat banyak orang. Setidaknya "wejangan-wejangan" khas ala motivator ini bisa mengurangi kegelisahan dan panik bagi mereka yang punya banyak masalah, sulit mengambil keputusan hingga mereka yang belum juga ditemukan jodohnya (*peace lagi *ngumpet ^_^). Hampir di setiap kota besar dapat ditemukan seminar motivasi yang kerap diadakan oleh para motivator.

Sah-sah saja mengikuti para motivator entah di seminar atau di akun jejaring sosialnya. Lebih-lebih jika itu bisa membuat hidup kita lebih baik justru lebih bagus. Sebaliknya jika dengan mengikuti para motivator hidup kita masih (maaf) begitu-begitu saja, kemungkinan action  yang dilakukan masih belum cukup ^_^.

Action disini yang dimaksud bukan saja yang dianjurkan oleh para motivator, tapi oleh diri sendiri yang sesuai dengan suara hati kecil kita (ciee suara hati ^_^). Ya, ribuan kata motivasipun tak akan berarti apa-apa jika kita tidak punya komitmen untuk berubah. Kadang, tak sedikit mereka yang berubah lebih baik setelah mengikuti seminar, namun tak lama setelahnya semangatnya surut dan hidupnya kembali seperti sebelumnya. Itulah akibat jika tidak memiliki komitmen untuk berubah, terkesan hanya menuruti emosi sesaat. Komitmenpun kadang tak cukup, harus disertai dengan konsistensi agar semangat selalu terjaga.

Dan bagaimana agar semangat tetap terjaga? ketahuilah semangat yang sesungguhnya ada didalam dada masing-masing? hahh? hehehe ^_^, iya, semangat itu sejatinya ada didalam hati kita, tinggal tugas kita menjaganya agar terus menyala dan tidak redup, jangan sampai nyala redup nyala redup terus bergantian *emang petromax*. Tentu Anda yang membaca blog ini pasti punya impian besar kan? Nah semangat itu ada di sebelah impian Anda tadi, iya, selalu bersamaan dan sulit dipisah.

Mudahnya lagi, Anda tinggal selalu mengingat impian Anda tadi secara otomatis semangat Anda pasti akan naik, iya kan? hmmmm.. pasti ada penghalang ya? iya itu normal, hilangkan penghalang tadi dengan komitmen. Salah satu cara berkomitmen adalah dengan mengingat ayah ibu atau siapapun orang terkasih Anda. Bayangkan senyuman ayah ibu, air mata mereka, jerih payah mereka, pakaian mereka yang kadang sampai lesuh tapi tetap memastikan pakaian kita baru saat hari raya atau hari ulang tahun kita. Bayangkan saja, mereka melakukan itu semua dengan ikhlas, tulus tanpa mengharap imbalan.

Mereka (kedua orang tua) hanya ingin, dan ingiiiiin sekali kita bisa sukses. Sukses sesuai apa yang kita impikan. Mereka bahkan tidak pernah ingin ikut merasakan kesuksesan kita. Cukup memastikan kita bisa meraihnya mereka sudah tenang, Ya Tuhan ampunilah semua dosa kedua orang tua kami, maafkanlah semua kesalahan mereka sebagaimana mereka memaafkan kesalahan-kesalahan kami dulu waktu kami masih kecil *nangis saat nulis ini*.

Kembali ke impian, jika tadi impian adalah semangat, untuk mewujudkannya jadikanlah impian hanya 1% dan sisanya adalah kerja keras. Mustahil mimpi yang begitu mulia dicapai tanpa kerja keras. Jadikan semangat sebagai pengiring usaha dan kerja keras yang ditempuh. Ikhlaslah dalam berjuang yang kadang membutuhkan pengorbanan, niatkan untuk ibadah. Untuk menjaga semangat terus "menyala", buatlah komitmen terhadap diri sendiri untuk tetap semangat. 

Demi apa? tentu demi kedua orang tua kita. Ingatlah selalu, mereka berdua adalah sepasang bidadari dengan untaian-untaian doa yang tak pernah putus. Hanya satu harapan mereka, memastikan kita sukses. Satu harapan dan kita masih sulit mewujudkan? konsistenlah dengan komitmen untuk selalu semangat menggapai impian tadi, sebagaimana konsistennya mereka merawat kita sejak kecil. Ayah ibu adalah motivator utama dalam hidup kita, yang hendaknya kita utamakan.

Semoga bermanfaat,
#BukanArekTamanNamanya kalo semangatnya masih naik turun ^_^ 

Artikel Terkait Motivasi

0 komentar:

Posting Komentar