Sulit rasanya memisahkan Kecamatan Taman dengan kemacetan. Bahkan hampir tidak mungkin. Bagi kebanyakan orang (dan mungkin termasuk Anda), kemacetan, entah di jam berapapun adalah momok yang sebisa mungkin harus dihindari dijalanan, ya iyalah masak di perkebunan hehehe ^_^. Dengan sejuta alasan terutama dalih "menghindari keterlambatan" siapapun pasti tak ingin merasakan jenuhnya macet. Apapun kendaraannya mulai mobil mewah, motor keren apalagi naik angkot pasti bete sebete-betenya jika harus kena macet ^_^.
Kecamatan Taman dengan populasi penduduk yang luar biasa banyaknya ditambah letak geografis yang strategis membuat wilayah ini selalu dilanda macet. Kemacetan paling kronis sering terjadi di pagi hari (jam berangkat kerja/sekolah) dan sore hari (jam pulang kerja/sekolah). Lebih ironisnya, seakan sudah janjian, beberapa titik kerap serempak jika terjadi kemacetan. Diantaranya pertigaan Kletek arah Krian dan Surabaya, raya Kedungturi dua arah, raya Trosobo dan tempat macet paling favorit di Taman >> pertigaan rel KA Bebekan-Ketegan (hayo siapa yang sering terdampar disini ^_^). Di tempat terakhir ini saat sudah parah, ekor kepadatan bisa sampai depan kecamatan, terutama saat pagi antara pukul 7 hingga 8. Tentunya terenyuh melihat perjuangan adik-adik kita yang harus terhambat perjalanannya dalam menimba ilmu, dan juga para bapak ibu dengan wajah hampir bergaris-garis menyesali lamanya detik-detik perjalanan mereka *semoga mereka selalu diberi ketabahan*.
Baiklah sekarang mari kita lihat sisi positifnya, begini, ehmm sederhanya, macet itu ada sebagai ujian kesabaran kita dalam menghadapi kerasnya perjuangan menggapai impian. Setiap kita mustahil jika tidak punya mimpi yang besar, tinggi dan mulia tentunya. Nah, kadangkala kita sering lupa, untuk mewujudkan itu semua tentu butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar pula. hmmmm ciyus? mi... ah sudahlah teruskan saja bacanya.
Kita, yang sudah sampai entah dimana perjuangan ini, sering tak menyadari sedang diuji, hanya berharap yang enak-enak saja, lancar, bebas hambatan dan instan. Bahwa jika yang kita harapkan seperti itu, jelas bukan hasil yang maksimal yang ada, malah hasil yang sedikiiiiiiit sekali. Bukankah sesuatu yang didapat secara instan tidak akan pernah bertahan lama?
Oke kembali ke macet, sedikit menggunakan otak kanan ya ^_^, macet di pagi hari coba kita jadikan hidayah. hmmm tidak mungkin ya rasanya? mungkin karena belum praktek. Coba Anda bayangkan, saat sebelum berangkat ke tempat kerja, sekolah atau kampus, tanamkan di benak Anda "jika saya kena macet, tidak ada masalah, saya tetap tersenyum dan bersyukur". Nah jika beneran ketemu macet, ya lakukan sesuai komitmen Anda tadi, entah apapun kendaraan Anda, tetaplah bersyukur. Bersyukurlah bahwa Anda sedang diuji, ujian itu tak sepanjang antrian kendaraan dijalan, sangat keciiiil sekali.
Ketika Anda berhasil melewati tahapan diatas, pasti di sekolah atau tempat kerja tenaga Anda akan tetap prima, pikiran tetap fresh dan yang pasti wajah tetap bersinar ^_^. Karena perjuangan Anda yang sesungguhnya adalah saat di tempat tujuan, mau belajar mau kerja jika dihadapi dengan semangat yang masih utuh, pasti terasa lebih baik. Sebaliknya, kesal saat macet, ngomel tidak jelas, hanya menghabiskan tenaga dan pikiran dijalan, toh hasilnya ya tetap macet juga. Sayang kan kalo tenaganya ga sempurna pas ditempat tujuan, kemungkinan hasilnya juga tidak maksimal.
Jika Anda bisa menaklukkan macet di pagi harinya, begitupun saat pulang kerja/sekolah. Prosesnya sama, tetap tenang, bersyukur dan tersenyum, sambil lihat pengendara sebelah juga boleh trus bilang "macet ya macet aja, ga usah sewot gitu kali mukanya"... muehehehe ^_^. Yang terpenting, keluarga dirumah menunggu "senyuman" Anda, bukan bawaan atau lainnya. Senyuman yang menggambarkan perjuangan Anda hari itu maksimal, tidak terganggu suatu apapun, berharap hasilnya semanis senyuman Anda. Dan pastinya senyuman yang ikhlas adalah bentuk rasa syukur kita atas karuniaNya.
Sepertinya memang gampang kalo cuma menulis, kalo ada janji terus kejebak macet di jalan gimana? yakin masih bisa senyum? Nah dari pertanyaan itu kita sudah belajar sesuatu, yakni menghargai waktu dan membaca apa yang akan terjadi nantinya. Memang terkadang istilah "lebih baik kepagian daripada terlambat" ada benarnya, poinnya dengan menghargai waktu berarti Anda mempersiapkan diri Anda dengan baik, termasuk menepati janji di dalamnya.
So sahabat Taman yang budiman (jelas terinspirasi Bpk Mario Teguh), jangan pernah mengeluh akan kemacetan, macet itu indah tergantung kita yang menyikapi dan bisa mengambil nilai positif dari macet itu sendiri. Dengan semangat arek Taman yang militan, tentu macet hanyalah kerikil kecil yang tak berarti apa-apa untuk kita terus berkreasi.
#BukanArekTamanNamanya kalo masih takut sama macet ^_^.
Kemacetan di Pertigaan Kletek Tiap Sore |
Baiklah sekarang mari kita lihat sisi positifnya, begini, ehmm sederhanya, macet itu ada sebagai ujian kesabaran kita dalam menghadapi kerasnya perjuangan menggapai impian. Setiap kita mustahil jika tidak punya mimpi yang besar, tinggi dan mulia tentunya. Nah, kadangkala kita sering lupa, untuk mewujudkan itu semua tentu butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar pula. hmmmm ciyus? mi... ah sudahlah teruskan saja bacanya.
Kita, yang sudah sampai entah dimana perjuangan ini, sering tak menyadari sedang diuji, hanya berharap yang enak-enak saja, lancar, bebas hambatan dan instan. Bahwa jika yang kita harapkan seperti itu, jelas bukan hasil yang maksimal yang ada, malah hasil yang sedikiiiiiiit sekali. Bukankah sesuatu yang didapat secara instan tidak akan pernah bertahan lama?
Oke kembali ke macet, sedikit menggunakan otak kanan ya ^_^, macet di pagi hari coba kita jadikan hidayah. hmmm tidak mungkin ya rasanya? mungkin karena belum praktek. Coba Anda bayangkan, saat sebelum berangkat ke tempat kerja, sekolah atau kampus, tanamkan di benak Anda "jika saya kena macet, tidak ada masalah, saya tetap tersenyum dan bersyukur". Nah jika beneran ketemu macet, ya lakukan sesuai komitmen Anda tadi, entah apapun kendaraan Anda, tetaplah bersyukur. Bersyukurlah bahwa Anda sedang diuji, ujian itu tak sepanjang antrian kendaraan dijalan, sangat keciiiil sekali.
Ketika Anda berhasil melewati tahapan diatas, pasti di sekolah atau tempat kerja tenaga Anda akan tetap prima, pikiran tetap fresh dan yang pasti wajah tetap bersinar ^_^. Karena perjuangan Anda yang sesungguhnya adalah saat di tempat tujuan, mau belajar mau kerja jika dihadapi dengan semangat yang masih utuh, pasti terasa lebih baik. Sebaliknya, kesal saat macet, ngomel tidak jelas, hanya menghabiskan tenaga dan pikiran dijalan, toh hasilnya ya tetap macet juga. Sayang kan kalo tenaganya ga sempurna pas ditempat tujuan, kemungkinan hasilnya juga tidak maksimal.
Tetap Tenang dan Terseyum :) |
Sepertinya memang gampang kalo cuma menulis, kalo ada janji terus kejebak macet di jalan gimana? yakin masih bisa senyum? Nah dari pertanyaan itu kita sudah belajar sesuatu, yakni menghargai waktu dan membaca apa yang akan terjadi nantinya. Memang terkadang istilah "lebih baik kepagian daripada terlambat" ada benarnya, poinnya dengan menghargai waktu berarti Anda mempersiapkan diri Anda dengan baik, termasuk menepati janji di dalamnya.
So sahabat Taman yang budiman (jelas terinspirasi Bpk Mario Teguh), jangan pernah mengeluh akan kemacetan, macet itu indah tergantung kita yang menyikapi dan bisa mengambil nilai positif dari macet itu sendiri. Dengan semangat arek Taman yang militan, tentu macet hanyalah kerikil kecil yang tak berarti apa-apa untuk kita terus berkreasi.
#BukanArekTamanNamanya kalo masih takut sama macet ^_^.
0 komentar:
Posting Komentar