Jumat, 10 Mei 2013

Jadilah Pelayan Yang Baik

Setiap manusia sejatinya adalah pelayan, setidaknya pelayan bagi dirinya sendiri. Salah satu contohnya adalah selalu berusaha mendapatkan dan memberikan sesuatu yang baik dan pantas untuk dirinya. Lebih jauh, dalam dunia pekerjaan, sikap melayani tak bisa luput dari aktivitas sehari-hari. Guru yang melayani murid-muridnya, penjual melayani pembeli, dokter melayani pasien dan hampir semua pasti melayani.

Tak terkecuali kami di kecamatan, instansi yang berlabel pelayan publik pastilah tak bisa dipisahkan dari rutinitas melayani dan dilayani. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami melayani masyarakat Taman khususnya dan umumnya siapapun yang membutuhkan pelayanan kami. Tanggung jawab sebagai pelayan bisa dibilang gampang-gampang susah, mudahnya jika dibicarakan/didiskusikan tetapi sulitnya ketika dipraktekkan.

Tetap tenang dan sabar dalam melayani

Dalam berkehidupan pun kita tak bisa lepas dari sifat melayani. Melayani orang-orang tercinta seperti ayah ibu, suami/isteri, anak, saudara, sahabat bahkan tetangga hampir pasti tiap hari kita lakukan. Semua itu adalah bagian dari proses manusia sebagai makhluk sosial. Tidak mungkin seseorang dapat menuntaskan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan orang lain.


Proses melayani dan dilayani ini sejatinya akan indah jika didasari dengan kasih sayang dan ketulusan. Sebaliknya, akan menjadi tidak enak jika didasari emosi tanpa kesabaran.

Mereka yang pekerjaannya terbiasa melayani banyak orang (termasuk kami ^_^) dituntut punya kesabaran ekstra dalam melayani (misalnya) nasabah, pasien, pelanggan, masyarakat dan lainnya. Tuntutannya sederhana, harus sabar dan murah senyum. Hanya dalam prakteknya tak semudah yang dibayangkan. Pasti ada kemungkinan bertemu orang-orang yang ngeyel minta diprioritaskan dengan berbagai alasan yang kadang kedengarannya 'agak' dipaksakan *pengalaman banget ini*.

Jika sudah bertemu pelanggan/pengunjung yang demikian bisa saja mengganggu konsentrasi kita dalam melayani, lebih parahnya jika sudah masuk area esmosi bisa-bisa proses pelayanan yang tadinya berjalan tertib dan tenang menjadi berantakan *pengalaman lagi ^_^.

Nah solusi paling efektif adalah dengan tetap tenang dan tetap sabar. Memang seringkali kita menemui hal-hal ganjil (bukan gaib) saat melayani yang tidak bisa diterapkan sesuai prosedur. Sebagai contoh misalnya, kami di kecamatan tidak mungkin membiarkan seseorang yang memakai kursi roda untuk berlama-lama menunggu antrian. Kami harus mengutamakannya dan agar tidak terjadi protes oleh orang lain yang mengantri, kami harus mengedukasi mereka bahwa setiap orang yang sakit harus kami dahulukan. Kemungkinan tetap masih diprotes meski sudah dijelaskan demikian, ya sudahlah kami ikhlas dan sabar ^_^.

Karena menggerutu atau mengumpat hanya akan buang-buang tenaga dan membuat hidup  tidak tenang untuk sementara.. hehehe lanjut ya..

Inti dalam melayani adalah dengan tetap tenang, sabar dan yang paling utama adalah giving. Yup, memberi dan memberi, berikan pelayanan yang baik, berikan senyuman yang indah, berikan tutur kata yang ramah. Lakukan dengan sabar dan tenang dalam memberikan semuanya. Yang tak kalah penting, fokus pada memberi dan jangan pernah fokus pada pemberian. Lebih jauh lagi, apapun feedback-nya itu bukanlah hal yang penting karena kita sudah melakukan yang terbaik. Ingatlah setiap amalan baik pasti akan dibalasNya. Melayani orang adalah bagian dari ibadah, yakni siapapun yang memudahkan orang lain pasti akan dimudahkanNya. Bukankah kita bekerja untuk ibadah?

Bukan hanya di tempat kerja, dirumah pun kita terbiasa melayani orangtua, saudara, suami/istri dengan mudah dan tulus. Karena ada rasa kasih sayang dibalik itu, sehingga apapun yang kita lakukan pasti terasa ringan, bahkan tak pernah mengharap balasan.

Di kantor, sekolah, kampus  atau dimanapun biasakanlah untuk menjadi pelayan yang baik. Bukan berarti kita harus mencari sesuatu agar bisa melayani orang lain, tetapi jika ada orang lain yang membutuhkan pertolongan, dan kita sanggup menolongnya, kenapa tidak. Entah itu sudah tuntutan kerja atau bukan, tetaplah berikan yang terbaik. Jika ada perkataan/sikap yang kurang enak dari mereka yang harusnya kita bantu, ikhlaskanlah, maafkanlah, dan tetaplah tersenyum. Toh suatu hari nanti setiap kita pasti membutuhkan bantuan orang lain, jika kita memudahkan orang lain saat ini, entah besok atau suatu hari nanti pasti kita akan dimudahkan.

the powerfull of giving  ^_^

Artikel Terkait Motivasi

0 komentar:

Posting Komentar